EKPRESI CINTA KEPADA NABI SAW
Oleh : Dr. H. Hasan Basri Tanjung, MA.
Peristiwa ini pula yang melatari turunnya surah al-Lahab ayat 1-5 (M Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, halaman 343).
Berbagai penghinaan terhadap pribadi maupun agama Islam terus terjadi sampai masa kini. Namun, beliau tetap terhormat, sebab Allah SWT yang telah memuliakannya. “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS al-Qalam [68]: 4).
Tentu saja, kita tidak menerima dan tak boleh membiarkan penghinaan terhadap Nabi SAW. Namun, membela kehormatannya mesti dengan meneladan akhlaknya yang mulia. Sebab, beliau diutus ke muka bumi untuk memperbaiki akhlak manusia (HR Ahmad).
Salman al-Audah dalam buku Inilah Rasulullah SAW, menukil riwayat dari Aisyah RA yang menceritakan, “Beliau bukanlah orang yang suka berbuat atau berkata keji, tidak pula berteriak-teriak di pasar, dan juga tidak membalas keburukan dengan keburukan. Namun beliau memaafkan dan berlapang dada.” (HR Ahmad). Kemuliaan akhlak itu pula yang menjadikannya teladan bagi umat manusia (QS al-Ahzab [33]: 21).
Seiring peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal 1442 H, sepatutnya kita merenung ulang ekspresi cinta kita kepada Nabi SAW. Setidaknya ada empat cara mengekspresikannya yakni;
Pertama, memperbanyak shalawat dalam setiap keadaan (QS al-Ahzab [33]: 56). Kedua, mendawamkan sunah harian seperti shalat tahajud, puasa, dhuha, dan sedekah (QS Ali Imran [3]: 31).
Ketiga, mendakwahkan ajaranya kepada umat manusia, terutama mereka yang belum mendapat hidayah Ilahi (QS an-Nahl [16]: 125). Keempat, menceritakan sejarah kehidupannya (sirah) dan membela dengan cara yang elegan (QS al-Fath [48]: 29).
Walhasil, ekspresi cintai kepada Nabi SAW akan berbeda pada setiap orang. Namun, tidak sepatutnya dengan cara yang menyalahi kemuliaan akhlaknya. Semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak aamiin. Allahumma sholli wa sallim wa baarik alaih. Allahu a’lam bish-shawab.